Analisis Determinan Gejala Gangguan Pernafasan pada Pekerja Gergaji Meubel Kayu
DOI:
https://doi.org/10.33006/jikes.v7i1.669Abstract
Abstrak
Pekerja industri meubel kayu khususnya dibagian gergaji kayu sangat rentan mengalami gangguan pernafasan, karena debu sisa gergaji kayu yang terhirup dan terdeposit di hidung, kerongkongan dan paru-paru. Dalam pelaksanaan pengendalian resiko, hierarki pengendalian resiko merupakan prioritas dalam pemilihan dan pelaksanaan pengendalian yang berhubungan dengan bahaya. Penelitian bertujuan untuk menganalisis faktor determinan gangguan pernafasan pada pekerja gergaji meubel kayu dengan pendekatan hierarki pengendalian risiko. Desain penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional dengan populasi dan sampel sebanyak 84 responden dengan teknik total sampling. Observasi hirarki pengendalian resiko, meliputi: eliminasi, subsitusi, pengendalian teknik, pengendalian administratif dan penggunaan alat pelindung diri. Analisis multivariat menggunakan regresi linier berganda untuk mengidentifikasi faktor determinan gangguan pernafasan pada pekerja gergaji meubel kayu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian risiko eliminasi, rekayasa teknik, dan risiko alat pelindung diri memiliki pengaruh terhadap kejadian gejala gangguan pernafasan (p<0,05), pengendalian risiko substitusi dan pengendalian administrasi tidak memiliki pengaruh terhadap kejadian gejala gangguan pernafasan (p>0,05). Observasi hirarki pengendalian resiko berkontibusi sebesar 22,9%. Diharapkan keikutsertaan petugas kesehatan dalam memberi pengetahuan dan sosialisasi tentang pentingnya kesehatan bagi para pekerja gergaji kayu.
Kata kunci: gejala gangguan pernafasan, gergaji kayu, hierarki kontrol
Abstract
Workers in the wood furniture industry, especially in the wood sawing section, are very susceptible to respiratory problems because the dust left over from the wood saws is inhaled and deposited in the nose, throat and lungs. In implementing risk control, the risk control hierarchy is a priority in selecting and implementing controls related to hazards. This study uses a risk control hierarchical approach to analyze the determinants of respiratory disorders in wood furniture saw workers. Observational analytic research design with a cross-sectional approach with a population and sample of 84 respondents with a total sampling technique. Data collection using a questionnaire. Observation of the risk control hierarchy, including: elimination, substitution, technical control, administrative control, and use of personal protective equipment. Multivariate analysis used multiple linear regression to identify the determinants of respiratory problems in wood furniture saw workers. The results showed that elimination risk control, technical engineering, and personal protective equipment risk affected the incidence of respiratory symptoms (p<0.05), and substitution risk control did not affect the incidence of respiratory symptoms (p>0.05). Observation of the risk control hierarchy contributes 22.9%. It is expected that the participation of health workers in providing knowledge and socialization about the importance of health for wood saw workers.
Keywords: respiratory disorders, wood saws, hierarchy of control
References
Afasedanya, M. (2022) ‘Kajian Pencegahan Fatalitas Pada Pekerjaan Millwright Pt. Bamanat Amiete Papua Divisi Concentrating’, Jurnal Sosial dan Teknologi Terapan Amata, 1(1), pp. 19–24.
Badan Pusat Statistik (2019) KABUPATEN BONDOWOSO DALAM ANGKA.
Farabi, Y. Al (2017) ‘Hubungan Pemakaian APD (Masker) dengan Gangguan FungsiI Pernafasan pada Pekerja Gergaji Sengon di Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember’, Journal Fkultas Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember, 31, pp. 7–8.
Friatmojo, E.K. (2020a) ‘Perhitungan Analisa Harga Satuan Biaya K3’, https://jurnal.polines.ac.id/index.php/orbith/article/download/2564/107292, 16(3), pp. 154–160.
Friatmojo, E.K. (2020b) ‘Perhitungan Analisa Harga Satuan Biaya K3’, ORBITH, 16(3), pp. 154–160.
Herdianti, H., Fitriyanto, T. and Suroso, S. (2018) ‘Paparan Debu Kayu dan Aktivitas Fisik terhadap Dampak Kesehatan Pekerja Meubel’, Jurnal Kesehatan Manarang, 4(1), p. 33. Available at: https://doi.org/10.33490/jkm.v4i1.67.
Indrayani, I. and Sukmawati, S. (2019) ‘Gambaran Penggunaan Alat Pelindung Diri Tenaga Outsourcing Distribusi Di PT PLN (Persero) Rayon Wonomulyo Kabupaten Polewali Mandar’, J-KESMAS: Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4(1), p. 59. Available at: https://doi.org/10.35329/jkesmas.v4i1.236.
Kurniawidjaja, L.M. (2019) BUKU AJAR PENYAKIT AKIBAT KERJA DAN SURVEILANS. Jakarta : UI-Publishing.
Maharani, F.T. et al. (2020) ‘Pengendalian Debu Kayu Di PT. X’, Indonesian Jurnal of Health Development, 2(1), pp. 1–14.
Morris, G.A. and Cannady, R. (2019) ‘Proper Use of the’, Professional Safety Psj, 37(August), pp. 37–40. Available at: www.cdc.gov/niosh/topics/hierarchy.
Nivanda, S. (2018) ‘Penerapan Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja pada PT. Albisindo Timber.’, Computers and Industrial Engineering, 1–110(January).
Nurfauzan, R.A. (2020) ‘Gambaran Tingkat Risiko Kesehatan dan Keselamatan kerja pada Bagian Produksi di PT. “X” Menggunakan Metode Hazard identification, Risk Assesment and Risk Control (Hirarc) Tahun 2018’, Environmental Occupational Health and Safety Journal, 1(1), pp. 61–70.
Ponda, H. and Fatma, N.F. (2019) ‘Identifikasi Bahaya, Penilaian Dan Pengendalian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Departemen Foundry Pt. Sicamindo’, Heuristic, 16(2), pp. 62–74. Available at: https://doi.org/10.30996/he.v16i2.2968.
Ponda, H. and Fatmah, N.F. (2019) ‘Identifikasi Bahaya, Penilaian Dan Pengendalian Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Pada Departemen Foundry Pt. Sicamindo’, Jurnal Teknik Industri, 16(2), pp. 62–74. Available at: https://doi.org/10.30996/he.v16i2.2968.
Rismandha, R., Disrinima, A.M. and Dewi, T.U. (2017) ‘Analisis Pengaruh Faktor-Faktor Risiko Gangguan Fungsi Paru pada Pekerja Area Produksi Industri Kayu’, Seminar Nasional K3 PPNS 2017, 1(1), pp. 199–204.
Selviana, A. (2017) HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK, RIWAYAT PENYAKIT DAN MASA KERJA DENGAN GANGGUAN SALURAN PERNAPASAN PADA PEKERJA INDUSTRI MEBEL DI KECAMATAN NGEMPLAK BOYOLALI.
Sinaga, J.M. (2019) Hubungan Kadar Debu Kayu di Tempat Kerja dengan Faal Paru Sebelum, Saat dan Sesudah Bekerja pada Pekerja Industri Pengolahan Kayu Perusahaan X, Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Universitas Sumatera Utara.
Soputan, G.E.M., Sompie, B.F. and Mandagi, R.J.M. (2014) ‘Manajemen Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3) (Study Kasus Pada Pembangunan Gedung Sma Eben Haezar)’, Jurnal Ilmiah Media Engineering, 4(4), pp. 229–238.
Sriagustni, I. (2019) ‘Analisis Risiko Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Pada Pengerajin MebeulDi Industri Informal “Bapak Y” Kabupaten Tasikmalaya’, Jurnal BidikKesmas, 02.
Subagyo, U. (2021) ‘MANAJEMEN RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) Studi Kasus Pada Praktek Acuan Perancah Dan Praktek Kayu Jurusan Teknik Sipil’, in.
Syahputra, R.O., Wulandari, W. and KM, S. (2020) ‘Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Saluran Pernapasan Karyawan Industri Gitar Bagian Amplas Di Mancasan Baki Sukoharjo’.
Tarigan, L.B. (2014) Dampak Paparan Debu Pada Pekerja Industri Mebel Kayu di Kecamatan Kelapa Lima Kota Kupang Tahun 2014.
Thepaksorn, P. et al. (2018) ‘Relationship Between Noise-Related Risk Perception, Knowledge, and the Use of Hearing Protection Devices Among Para Rubber Wood Sawmill Workers’, Safety and Health at Work, 9(1), pp. 25–29. Available at: https://doi.org/10.1016/j.shaw.2017.06.002.
Tjakra Jemias, T.D.R. (2016) ‘PERENCANAAN BIAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK KONSTRUKSI BANGUNAN (STUDI KASUS: SEKOLAH ST.URSULA KOTAMOBAGU)’, Jurnal Sipil Statik, 4(4), pp. 241–252.
Zalaya, Y. (2018) ‘MODUL 7 HYGIENE INDUSTRI ( IKK354 ) Materi Pertemuan 8 Overview Konsep Rekognisi Disusun Oleh Yusuf Zalaya UNIVERSITAS ESA UNGGUL’, pp. 1–15.
Downloads
Published
Issue
Section
Citation Check
License
Copyright (c) 2023 Roiful Fatah, Ancah Caesarina Novi Marchianti, Tantut Susanto
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.