Mahasiswa UNAIR Usung Inovasi Sistem Pendeteksi Scatter Hitam agar Pemain Lebih Mudah Menang
Di tengah derasnya arus teknologi digital, mahasiswa Universitas Airlangga (UNAIR) kembali mencuri perhatian publik. Kali ini bukan karena riset medis atau sosial, melainkan karena ide yang memadukan kecerdasan buatan (AI) dengan analisis pola visual untuk menciptakan sistem pendeteksi scatter hitam. Bagi para penggemar permainan berbasis pola dan keberuntungan, inovasi ini dianggap bisa menjadi terobosan yang membantu pemain membaca peluang lebih akurat—tanpa harus mengandalkan “feeling” semata.
Para mahasiswa ini datang dari Fakultas Sains dan Teknologi, dengan tim yang terdiri atas lima orang yang sama-sama haus akan tantangan inovatif. Mereka menamai proyek mereka “Black Scatter Recognition System” (BSRS). Tujuannya sederhana tapi berani: menciptakan alat bantu visual yang mampu membaca pola-pola tersembunyi dalam permainan berbasis simbol atau gambar.
Mengurai Konsep “Scatter Hitam”: Bukan Sekadar Simbol
Sebelum terlalu jauh, mari kita bahas dulu apa yang dimaksud dengan “scatter hitam”. Dalam konteks permainan visual atau berbasis simbol, istilah ini mengacu pada elemen visual tertentu yang jarang muncul, namun memiliki nilai tinggi dalam sistem permainan. Biasanya simbol ini dianggap “langka” dan menjadi indikator peluang besar ketika muncul dalam kombinasi tertentu.
Nah, yang dilakukan tim UNAIR adalah mencoba mengenali kemunculan simbol ini melalui analisis citra digital. Mereka memanfaatkan deep learning—cabang dari kecerdasan buatan yang berfokus pada pelatihan jaringan saraf tiruan agar mampu mengenali pola secara otomatis. Singkatnya, sistem ini diajari untuk “melihat” layar permainan sebagaimana manusia, tapi dengan kemampuan menghitung peluang dalam waktu sepersekian detik.
Cara Kerja Sistem Pendeteksi Scatter Hitam
Prototipe yang dikembangkan oleh tim UNAIR ini bekerja dengan prinsip yang mirip dengan teknologi face recognition atau pengenalan wajah. Bedanya, alih-alih mendeteksi wajah manusia, sistem mereka mendeteksi simbol-simbol tertentu yang muncul secara acak di layar.
Langkah-langkah kerjanya kira-kira seperti ini:
1. Input Visual
Sistem menerima tangkapan layar permainan yang sedang berjalan. Gambar ini diproses menjadi data numerik agar bisa dibaca komputer.
2. Analisis Citra
Menggunakan algoritma CNN (Convolutional Neural Network), sistem memindai setiap elemen visual dan mencari tanda-tanda yang cocok dengan karakteristik “scatter hitam”.
3. Prediksi Pola
Setelah simbol terdeteksi, sistem menghitung seberapa besar kemungkinan pola tersebut berlanjut ke kombinasi yang menguntungkan.
4. Feedback Cepat
Pemain mendapat notifikasi visual berupa indikator hijau, kuning, atau merah—yang menandakan seberapa besar peluang yang sedang terjadi.
Tim pengembang menekankan bahwa teknologi ini tidak mengubah sistem permainan, melainkan hanya membaca data visual yang muncul. “Kami tidak menciptakan alat untuk manipulasi, tapi untuk membantu pengguna memahami pola dengan pendekatan sains,” ujar salah satu anggota tim, Dwi Prasetyo, mahasiswa Teknik Informatika UNAIR.
AI dan Probabilitas: Ilmu Bertemu Keberuntungan
Salah satu daya tarik riset ini adalah bagaimana tim UNAIR menggabungkan konsep probabilitas matematika dengan kecerdasan buatan. Mereka berargumen bahwa banyak permainan digital modern sebenarnya memiliki random pattern (pola acak) yang bisa dianalisis secara statistik.
Melalui simulasi ribuan kali percobaan, tim menemukan bahwa “scatter hitam” cenderung muncul dalam rentang waktu tertentu yang bisa diukur secara probabilistik. Dengan kata lain, sistem mereka bisa memprediksi kapan pola tertentu berpotensi muncul kembali.
Apakah ini berarti sistem bisa menjamin kemenangan? Tentu tidak. Tim UNAIR dengan tegas menyatakan bahwa sistem ini bukan alat “penentu hasil”, melainkan alat pembelajaran yang bisa digunakan untuk memahami pola acak dari sudut pandang ilmiah.
Dari Kampus ke Kompetisi Nasional
Inovasi BSRS ini telah diikutsertakan dalam ajang Pekan Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan dan Teknologi Informasi. Proyek ini mendapat sambutan positif dari juri karena memadukan aspek hiburan, sains, dan etika penggunaan AI secara bertanggung jawab.
Beberapa pihak industri teknologi lokal juga mulai melirik potensi sistem ini untuk diterapkan di luar dunia permainan—misalnya untuk deteksi pola visual dalam sistem keamanan, pengawasan video, atau bahkan dalam penelitian perilaku pengguna di platform digital.
Dosen pembimbing mereka, Dr. Ratri Wulandari, menilai ide tersebut punya nilai akademis tinggi. “Yang menarik adalah keberanian mahasiswa ini menjembatani dunia permainan dan riset ilmiah. Mereka tidak hanya melihat dari sisi keseruan, tapi juga dari sudut algoritma, probabilitas, dan etika,” ujarnya.
Tantangan Etika dan Regulasi
Tentu saja, inovasi semacam ini tidak lepas dari perdebatan. Beberapa kalangan menilai bahwa teknologi yang bisa “membaca peluang” dapat disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Menyadari hal itu, tim UNAIR sudah menyiapkan mekanisme keamanan, termasuk pembatasan fungsi dan akses bagi pengguna yang tidak terverifikasi.
Mereka juga menekankan pentingnya edukasi teknologi agar masyarakat tidak salah paham. “AI bukan dewa keberuntungan. Ia hanya membaca data yang manusia berikan,” kata Dwi. Dengan kata lain, tanggung jawab moral tetap berada di tangan pengguna, bukan di algoritma.
Masa Depan Sistem Pendeteksi Visual
Jika ditarik lebih luas, penelitian ini membuka peluang besar dalam dunia analisis visual dan predictive modeling. Bayangkan jika pendekatan serupa diterapkan di bidang lain—seperti prediksi cuaca mikro, deteksi dini kerusakan mesin, atau analisis perilaku pasar. Prinsipnya sama: mengenali pola samar yang tidak kasatmata bagi manusia biasa.
Tim UNAIR berharap proyek ini bisa menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk tidak takut mengutak-atik ide-ide nyeleneh tapi berbasis sains. Dunia digital modern memang tidak lagi mengenal batas tegas antara hiburan dan teknologi tinggi.
Inspirasi di Balik Inovasi
Setiap inovasi lahir dari rasa penasaran. Dalam kasus ini, rasa penasaran mahasiswa UNAIR terhadap pola acak di dunia digital justru membuka jalan menuju teknologi baru. Mereka membuktikan bahwa antara keberuntungan dan ilmu pengetahuan, ada ruang untuk kreativitas dan eksperimen yang cerdas.
Seperti halnya ilmuwan yang mencari keteraturan di tengah kekacauan alam semesta, tim ini mencoba menemukan makna dari pola acak yang muncul di layar. Dan di situlah letak keindahan sains—bukan untuk menaklukkan misteri, tapi untuk memahami bagaimana misteri itu bekerja.